Peran Hospital Engineering dalam Pembangunan dan Pengelolaan Rumah Sakit Pendidikan
Saat ini di Indonesia terdapat 72 fakultas kedokteran baik milik pemerintah maupun swasta dengan 43 rumah sakit pendidikan dan sekitar 2800 rumah sakit yang sebagian dimanfaatkan untuk lahan praktik mahasiswa kedokteran dan kedokteran gigi. Rumah sakit sendiri memiliki fungsi dalam proses pendidikan profesi kedokteran yakni sebagai jejaring institusi pendidikan kedokteran dan digunakan sebagai wahana pembelajaran klinik dalam rangka mencapai kompetensi berdasarkan Standar Pendidikan Profesi Kedokteran. (1)
Rumah sakit pendidikan sendiri adalah rumah sakit yang secara berkesinambungan melaksanakan pendidikan, pelayanan dan penelitian dan digunakan untuk proses pembelajaran tenaga medis dan non medis yang diperlukan di rumah sakit (2). Kementerian Kesehatan sendiri telah mengeluarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1069/MENKES/SK/XI/2008 tentang Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan. Kepmenkes ini disusun sebagai upaya meningkatkan mutu pelayanan, pendidikan kedokteran, Kolegium Ilmu Kedokteran dan RS Pendidikan dalam pelaksanaan program pendidikan dokter dan dokter spesialis (1). Rumah sakit terutama rumah sakit pendidikan yang menjadi pusat-pusat rujukan, sebagian besar dibangun pemerintah dan pengelolaannya berada dibawah koordinasi instansi pemerintahan, kementerian pendidikan, dan pemerintah daerah setempat (3).
Sebagai rumah sakit pendidikan tentunya rumah sakit harus memiliki fasilitas pelayanan kesehatan yang baik karena mempunyai fungsi yang lebih khusus dari pada rumah sakit non pendidikan. Fasilitas pelayanan kesehatan yang baik harus ditunjang dengan ketersediaan fasilitas bangunan, prasarana (utilitas), dan peralatan kesehatan yang aman. Ketiga hal ini yang merupakan bidang-bidang ilmu dalam hospital engineering, yaitu rekayasa (engineering) di budang kesehatan. (1)
Peran hospital engineering sangat penting dalam pelayanan kesehatan rumah skait terutama dalam hal employee safety, patient safety dan environmental safety. Di Indonesia sendiri saat ini terdapat kondisi yang menjadi kendala bagi pelayanan rumah sakit, yakni rumah sakit sudah selesai dibangun namun pada saat akan dioperasionalkan banyak menemui kendala-kendala terkait bangunan, utilitas dan peralatan medik sehingga rumah sakit harus diperbaiki/ disesuaikan dengan standar. Hal inilah yang seharusnya menjadi tugas hospital engginering sejak awal. (1)
Clinical engineer adalah seorang professional yang mendukung dan mempercepat pelayanan pasien dengan menerapkan kehalian alat dan kemampuan mengelola dalam teknologi kesehatan (4). Selain clinical engineer muncul juga istilah lain yaitu hospital engineer (ahli teknik perumahsakitan). Di rumah sakit, saat ini dalam hal pengelolaan alat-alat yang ada di rumah sakit sebagian besar di kelola oleh manjer operasional rumah sakit. Para manajer operasional rumah sakit selain harus memanfaatkan sarana/ prasarana untuk melayani pasien juga dituntut untuk menjaga dan memelihara seluruh asset rumah sakit tersebut agar selalu siap digunakan untuk mendukung kegiatan pelayanan kesehatan secara efektif dan efisien (2).
Kemampuan untuk mengoperasikan peralatan canggih dan kemampuan untuk memelihara, merupakan kewajiban mendasar bagi para engineer di rumah sakit. Petugas teknik bertanggung jawab atas terlaksananya pemeliharaan, memahami karakterisktik teknologi peralatan dan merencanakan kebutuhan yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan pemeliharaan (3). Apalagi rumah sakit merupakan tempat yang unik dan padat karya. Di rumah sakit memiliki beberapa tempat yang memiliki kekhususan tersendiri,yakni misalnya dalah ruang operasi dan ICU ataupun unit gawat darurat. Pada ruang operasi contohnya harus memiliki sistem kelistrikan khusus dibandingkan ruangan lain di rumah sakit, alat-alat yang digunakan juga jauh lebih canggih dibandingkan ruangan lain, bangunan nya juga memiliki aturan-tauran khusus dibandingkan ruangan lain di rumah sakit. Selain itu juga dalam hal pembangunan sarana dan prasarana rumah sakit telah memiliki rencana strategik dan master plan namun banyak rencana strategis dan master plan tersebut tidak berjalan sesuai dengan rencana. Di sinilah peran ahli teknik perumahsakitan sangat diperlukan, oleh karena itu hospital engineering adalah suatu disiplin ilmu yang harus dapat diterapakan di rumah sakit terutama rumah sakit pendidikan sejak awal direncenakan berdirinya rumah sakit tersebut.
Mengingat penting dan strategisnya hospital engineering, MMR UMY memandang perlunya hal tersebut menjadi bagian dari kurikulum pembelajaran bagi mahasiswa. Oleh karena itu, dalam waktu dekat ini telah diinisasiasi mata kuliah elektif dengan hospital engineering sebagai salah satu pilihan bagi mahasiswa MMR UMY. Lebih lanjut lagi, hospital engineering kini digodog untuk menjadi cikal bakal program studi strata 2 tersendiri di luar program studi manajemen rumah sakit. (WP)
Referensi:
(1) Keynote address Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan RI dalam Seminar “Peran Hospital Engineering dalam pembangunan dan pengelolaan rumah sakit pendidikan,” 2013.
(2) Kristianto R, Peranan Ahli Teknik Perumah-sakitan (Hospital Engineer), dalam Seminar “Peran Hospital Engineering dalam pembangunan dan pengelolaan rumah sakit pendidikan,” 2013.
(3) Sinaga J, Implementasi 20 rumah sakit perguruan tinggi negeri di Indonesia, dalam seminar “Peran Hospital Engineering dalam pembangunan dan pengelolaan rumah sakit pendidikan,” 2013.
(4) Clinical engineer, American College of Clinical Engineering (ACCE)1992.